[FanFic] Together Forever (2 of 2)

Read part 1

Kling kling…
Bunyi lonceng di pintu membuat Seunghyun menoleh ke arah pintu café, dimana seorang gadis baru saja masuk. Lalu orang itu langsung memeluknya dari belakang.
“Oppa~!!”
“Ya! Minchan-ah, jangan begini. Kau ini membuatku malu saja.” Ujar Seunghyun sambil berusaha melepas tangan Minchan yang melingkar di pinggangnya.
Akhirnya Minchan pun menyerah, ia melepasnya, Seunghyun pun berbalik menatapnya. “Anak nakal,” Seunghyun mencubit hidung Minchan lalu meninggalkannya ke dapur belakang.
“Aahh.. oppa!!” Minchan pun mengikuti Seunghyun.
Minchan dan Seunghyun adalah sepasang kekasih, mereka menjalin cinta selama 6 bulan ini. Pertemuan pertama mereka adalah di tempat ini, di café tempat Seunghyun bekerja sebagai barista. Minchan sedang sedih saat itu, lalu ia datang ke café baru yang berada tidak jauh dari kampusnya. Saat sedang memperhatikan rintik-rintik hujan di kaca yang di sampingnya sambil memikirkan masalahnya, Seunghyun tiba-tiba memberinya secangkir minuman. Minchan mengadahkan kepalanya, sepasang mata tajam tengah menatapnya dengan lembut, Minchan pun melihat name tag yang di pakai Seunghyun di dada kanan bajunya. Choi Seunghyun, barista.
“Jwiseonghamnida, saya tidak suka kopi,” ujar Minchan.
“Kenapa? Pahit?” tanya Seunghyun menebak alasan Minchan, biasanya orang-orang tidak menyukai kopi karena rasa pahitnya.
Minchan mengangguk saja. Meskipun sudah kuliah, Minchan kadang seperti anak-anak yang lebih suka manisnya lolipop dibanding pahitnya kopi.
“Coba saja dulu. Special offer, untuk perempuan termanis yang kutemui hari ini,” Seunghyun tersenyum lalu membungkuk hormat sedikit dan pergi meninggalkan Minchan yang keheranan.

Sejak kejadian itu, Minchan jadi sering mengunjungi café itu. Kopi yang dibuatkan Seunghyun –mungkin tepatnya cappuccino – itu sangat manis, meskipun ada sedikit pahit, tapi Minchan yang selama ini tak pernah menyukai kopi kini sangat menyukai minuman buatan Seunghyun. Karena Minchan sering mengunjungi café, tentunya hal ini melancarkan aksi pendekatan Seunghyun. Ya, Seunghyun sudah menyukai Minchan sejak gadis itu datang ke café dan memandang rintik-rintik hujan di luar dengan sedih. Seunghyun yakin Minchan sedang ada masalah saat itu, maka dari itu Seunghyun memberikannya minuman yang manis secara cuma-cuma.

“Oppa, hari Minggu nanti kita ke Lotte World yuk, aku mau main. Hahh… ujian membuatku gila.” Ujar Minchan yang duduk di kursi yang ada di dapur.
“Aku tak bisa, aku kerja hari itu. Menggantikan Young Bae. Lain hari saja,” sahut Seunghyun tanpa menoleh pada yeojachingunya.
“Oppa…” Minchan memelas.
“Arasseo, sorenya saja. Eotteohke?” kali ini Seunghyun menatapnya.
“Ne… gomawo!” Minchan tersenyum senang.

Sabtu.
“Minchan!”
Minchan membuka pintu kamarnya. “Ne, umma. Wae?”
“Ayo siap-siap.” Ujar ummanya.
“Siap-siap kemana?” tanya Minchan heran.
“Ke rumah rekan kerja ayahmu, ada undangan makan malam. Berdandan yang cantik ya.” Ummanya membelai rambut Minchan.
“Kenapa aku harus ikut?” tanya Minchan. Padahal kalau saja ia tidak pelu ikut maka malam minggu ini telepon rumah sepenuhnya miliknya dan ia bisa menelepon Seunghyun berjam-jam.
“Kau harus ikut pokoknya.”
“Ah umma… arasseo, aku ikut.”

Minchan diperkenalkan pada Cho Kyuhyun, anak sulung dari keluarga Cho, rekan kerja ayahnya itu. Kyuhyun seorang lelaki bertubuh tinggi, tampan, dan memiliki senyuman yang mampu memikat banyak hati perempuan. Minchan akui Kyuhyun memang tampan, tapi Minchan tidak merasakan perasaan seperti yang ia rasakan pada Seunghyun. Minchan merasa lebih nyaman ditatap kedua mata tajam Seunghyun dibanding sepasang mata lembut Kyuhyun.
Tak Minchan sangka, setelah makan malam, orang tua Minchan dan orang tua Kyuhyun tiba-tiba merencanakan secara sepihak perjodohan kedua anak mereka. Minchan benar-benar terkejut, mau menolak mentah-mentah saat itu, tidak enak juga, masa di rumah orang ia harus marah-marah? Herannya, Kyuhyun tampak menerima semua ini. Ia mengangguk sambil tersenyum senang menanggapi pertanyaan kedua orang tua Minchan apakah Kyuhyun mau menikah dengan Minchan atau tidak.
***

“Appa! Tolonglah, ini bukan zaman Siti Nurbaya!” teriak Minchan hari Minggu pagi di ruang kerja appa nya. *a/n: sejak kapan di Korea ada Siti Nurbaya?*
Appanya yang sedang membaca koran hari Minggu itu melipat korannya, “Minchan-ah… bagaimana lagi? Appa dan Tuan Cho sudah merencanakannya sejak—“
“tapi mengapa appa tak pernah mengatakannya padaku? Mengapa appa tak pernah menanyakan padaku apakah aku setuju atau tidak?” nada suara Minchan masih terdengar marah.
“Ya sudah, Minchan-ah… Kyuhyun itu anaknya baik, pintar, dia juga tampan. Kenapa kau tidak mau dengannya?” tanya appanya, “lagipula kau kan tidak punya pacar. Appa tidak salah memilih, bukan?”
Minchan menghembuskan nafasnya. Kedua orang tuanya tidak tahu ia pacaran dengan Seunghyun. Bisa dikarantina seumur hidup jika orang tuanya mengetahui ia pacaran dengan barista yang hidupnya pun pas-pasan. Tapi Minchan tak pernah mempedulikan keadaan Seunghyun seperti apa, karena Minchan mencintai Seunghyun.
“Ya, Kyuhyun memang… dia tampan. Tapi aku… aku tidak… aku tidak mencintainya, appa.” Minchan berusaha mencari alasan untuk menghidar dari perjodohan.
“Cinta itu bisa tumbuh, Minchan. Sudahlah, appa tak ingin mendengar ocehanmu itu. Sekarang lebih baik kau bersiap-siap, karena sebentar lagi Kyuhyun akan menjemputmu dan mengajakmu jalan-jalan. Kau butuh refreshing setelah ujian, bukan?” appanya mulai membuka lipatan korannya lagi dan siap membaca berita-beritanya. Sementara Minchan memandang appanya tak percaya.
“Appa! Kenapa bisa-bisanya appa memutuskan sendiri lagi? Lagipula, kenapa tidak Yunho oppa saja yang dijodohkan? Kenapa harus aku?” Minchan masih ingin membuat appanya membatalkan perjodohannya dengan Cho Kyuhyun. Ia juga heran, padahal kakak laki-lakinya saja, Jung Yunho, tidak dijodohkan, tapi mengapa nasibnya berbeda?
“Sudahlah, nanti saja kita bicarakan lagi. Kau bilang kau tidak mencintai Kyuhyun kan? Maka dari itu kau cobalah mengenalnya dulu. Belum juga kau mengenalnya kau sudah menolak. Ayo, keluarlah dan bersiap-siap.”
Dengan langkah lunglai Minchan keluar dari ruang kerja appanya. Pikirannya berkecamuk memikirkan semua yang terjadi tiba-tiba ini. Tiba-tiba Minchan teringat janjinya dengan Seunghyun sore ini. Ingin rasanya ia segera menghambur ke pelukan sang kekasih dan mencurahkan semua kekesalan hatinya, tapi ia pun sebenarnya bingung dengan apa yang harus ia lakukan.

Siang itu Minchan memutuskan pergi dengan Kyuhyun. Karena mau tak mau ia memang harus pergi, Kyuhyun langsung menjemputnya di rumah. Akhirnya dengan berat hati Minchan menghubungi Seunghyun dan membatalkan acara kencan mereka.

“Gwaenchanayo?” tanya Kyuhyun lembut. Selama di mobil, Minchan hanya diam dan menatap kosong keluar jendela.
Perlahan Minchan menoleh ke arah namja yang sedang menyetir dan sesekal melihat ke arahnya dengan tatapan khawatir. “Ne, gwaenchana.” Jawab Minchan. Sebisa mungkin ia memaksakan bibirnya tersenyum agar Kyuhyun tidak khawatir dan tidak perlu menghujaninya pertanyaan-pertanyaan karena kekhawatirannya.

“Kyuhyun-ssi…” panggil Minchan pelan.
“Ye?” Kyuhyun menatap yeoja di depannya. Kini mereka sedang makan siang di sebuah restoran mahal.
“Kenapa kau menyetujui perjodohan kita? Kau kan tampan, pintar, mungkin banyak perempuan yang lebih cantik dariku yang bisa menggugah perasaanmu dan—“
“Aniyo,” jawab Kyuhyun singkat sebelum Minchan menyelesaikan kata-katanya. Lalu ia lanjutkan, “niga saranghaeyo ttaemune.” ujarnya mantap. *a/n: SUMPAH ngasal abis, jangan dipercaya! Prediksi, artinya = because I love you*
Minchan yang tadinya hampir saja bicara, mengatupkan kembali bibirnya. Setengah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Kyuhyun mencintainya? Tidak mungkin! Bertemu saja baru kemarin.
“Hahaha… mungkin kau heran,” tawa Kyuhyun cukup membuat Minchan mengartikan bahwa Kyuhyun hanya mempermainkannya saja. “Tapi aku sudah mengenalmu sejak lama.”
Minchan menatap Kyuhyun heran. Kyuhyun tersenyum padanya.
“Aku—“ belum sempat Kyuhyun menjelaskan pada Minchan, tiba-tiba ponsel Minchan berdering.
Girl, you’re my lollipop oh girl
Oh my lolli lolli, girl…
“Jamkkanman,” ujar Minchan, lalu ia bangkit dari duduknya dan berjalan menjauh dari Kyuhyun. Minchan tahu jelas siapa yang meneleponnya.
Minchan tiba-tiba sedikit merasa bersalah. Baru saja seorang lelaki –tampan pula– menyatakan cinta padanya. Dan tak dipungkiri, Minchan sedikit senang, tapi tiba-tiba Seunghyun meneleponnya. Seolah Seunghyun mengetahui apa yang terjadi barusan.
“Yeoboseyo? Oppa??”
“Ne, jagi… kau sedang sibuk?” tanya Seunghyun di seberang sana.
“Ah? Aniyo. Waeyo?” Minchan tidak berbohong, bukan? Ia memang tidak sibuk, meskipun ia sedang bersama lelaki lain, dan lelaki ini adalah calon suaminya.
“Ani. Hanya saja aku rindu padamu. Bogoshipeoyo. Aku sedih kau membatalkan kencan kita, padahal aku sangat ingin berduaan denganmu.”
Tiba-tiba Minchan merasa tidak enak. Tapi ia juga memang sangat ingin bertemu dengan Seunghyun saat ini. Entahlah untuk apa, yang pasti ia membutuhkan Seunghyun saat ini. “Oppa… aku ke tempatmu ya sekarang…” ucap Minchan pelan.
“Boleh. Kau bilang kau tidak bisa hari ini?”
“Aniyo. Tadi appa memang menyuruhku pergi ke suatu tempat, sekarang aku bisa kok.”
“Baiklah, aku menunggumu, jagiya…”

“Minchan-ssi… kau boleh tanyakan padaku apapun yang mau kau tahu dari diriku,” ujar Kyuhyun tak lama setelah Minchan mengangkat telepon dari Seunghyun.
Minchan hanya menatap Kyuhyun heran. Terlalu banyak hal yang ia pikirkan, ia jadi bingung sendiri jadinya.
“Kita kan harus saling mengenal. Aku akan menjawab sejujur-jujurnya apapun pertanyaanmu. Aku mau kau mengenalku dengan baik, dan aku juga ingin mengenalmu, Minchan-ssi.” Kyuhyun tersenyum.
“Kenapa harus buru-buru, Kyuhyun-ssi? Aku saja belum lulus kuliah…” ujar Minchan.
“Bukan begitu. Paling tidak sebelum tunangan aku tahu sedikit banyak tentang dirimu, mungkin tentang—“
“Mwoya?” Minchan tersentak. “Maksudku, apa yang kau katakan tadi? Tunangan?”
“Ne, memangnya appamu tidak cerita ya? AKu tahu ini memang terlalu cepat. Tapi orangtua kita benar-benar tak sabar. Kita akan ditunangkan 2 minggu lagi. Ya, tapi kau tenang saja, ini hanya tunangan dan aku—“
Minchan sudah tak mampu mencerna kata-kata Kyuhyun. Semua benar-benar terjadi begitu saja dan dalam waktu yang sangat cepat. Baru saja tadi malam ia mendengar bahwa ia akan dijodohkan, sekarang ia akan ditunangkan dengan lelaki yang bahkan mengenalnya saja belum sampai 24 jam.
“Kyuhyun-ssi. Jwiseonghamnida, tapi… aku harus pergi, aku… aku ada perlu ke suatu tempat.” Minchan bangkit dan membawa tasnya.
“Biar kuantar saja.” Tawar Kyuhyun.
“Tidak, tidak usah. Aku sendiri saja. Sudah ya, aku buru-buru.” Minchan segera melangkah pergi dari restoran itu meninggalkan Kyuhyun yang terbengong-bengong sendiri.

Begitu melihat sosok Seunghyun di dapur yang kebetulan sedang mengobrol dengan Young Bae, Minchan langsung memeluk namja itu. Tak peduli Seunghyun terdorong dan hampir jatuh karenanya, yang Minchan butuhkan hanyalah seorang Choi Seunghyun saat ini.
“Aw.. kau ini, kebiasaan.” Ujar Seunghyun yang berusaha melepaskan diri dari Minchan, tidak enak bermesra-mesraan di depan orang lain. Tepatnya, Seunghyun tidak menyukai hal seperti itu.
Minchan menatap Seunghyun dengan tatapan memelas, mungkin lebih seperti anjing yang dibuang dan meminta untuk dipungut.
“Kau kenapa?” tanya Seunghyun lembut.
“Sebaiknya kau pergilah dengan Minchan. Biar aku yang menggantikanmu disini.” Ujar Young Bae.
“Ne, gomawoyo.”

Seunghyun keluar dari kamarnya. Bajunya sudah berganti menjadi lebih rapi, rambutnya diberi gel dan ditata rapi, juga wangi parfum menguar dari tubuh tinggi tegapnya itu. Ia tersenyum pada Minchan yang menunggunya di luar kamarnya. Setelah dari café, Seunghyun pulang dulu ke rumah kontrakan kecilnya yang tak jauh dari café untuk sekedar berganti pakaian. Tentu saja untuk pergi kencan dengan yeojachingu yang dicintainya, ia harus lebih rapi.
Minchan sedang duduk melamun sambil menopang dagu di meja ruang tengah Seunghyun. Seunghyun duduk di samping Minchan.
“Waeyo, sweetheart?” tanya Seunghyun sambil mengusap lembut rambut Minchan.
“Eh… oppa…” Minchan kaget tiba-tiba Seunghyun sudah di sampingnya. “Kau… tampan sekali…” Minchan tersenyum. “Aku hanya pakai baju biasa,” Minchan memperhatikan baju yang dipakainya sendiri.
“Gwaenchana. Seperti apapun kau tetap cantik. Kkaja!”

Semua kegalauan hati Minchan hilang begitu saja saat ia dengan Seunghyun. Minchan benar-benar lupa mengenai perjodohan dan pertunangan tiba-tibanya itu. Tadi sempat terlintas mengatakan semua permasalahannya pada Seunghyun ketika mereka masih di rumah Seunghyun. Namun Minchan mengurungkan niatnya, ia tidak ingin membuat Seunghyun bersedih. Ia akan coba usahakan sendiri dulu, mungkin saja ia bisa membatalkan pertunangan konyol itu.
Minchan sangat mengenal Seunghyun, jika saja ia menceritakannya pada Seunghyun, mungkin yang ada Seunghyun malah menyuruhnya untuk benar-benar tunangan dengan Cho Kyuhyun itu. Seunghyun memang mencintai Minchan, tapi masih belum berani menyatakan cintanya terang-terangan pada keluarga Minchan, ia merasa belum pantas untuk Minchan.

Minchan duduk di sofa di samping kakak laki-lakinya, Jung Yunho, yang sedang membaca komik di tangan kirinya dan mebawa buah apel di tangan kanannya.
“Oppa. Kenapa harus aku yang jadi tumbal? Kenapa tidak kau saja yang dijodohkan?” gerutu Minchan.
Yunho menoleh ke adiknya, “karena appa tahu aku ini senang berganti-ganti pacar, sedangkan kau? Tidak ada satu lelakipun yang pernah kau kenalkan pada keluarga ini. Tentu saja appa khawatir kau tidak bisa mendapatkannya, maka dari itu– aaww!” Minchan tiba-tiba mencubit lengan Yunho.
“Justru karena itu, sikap playboy-mu itu harus diperbaiki, jadi harusnya kau!”
“Minnie, dengarkan aku.” Yunho membenarkan posisi duduknya, tampangnya jadi lebih serius kali ini. Ia tampak ragu memulai pembicaraan, namun akhirnya ia bicara juga, “appa… appa meminjam uang dalam jumlah besar pada tuan Cho itu, usaha appa hampir bangkrut. Jadi—“
“Jadi appa menjualku?” tanya Minchan kaget.
**end of part 1.

“Bukan begitu. Tuan Cho mengatakan ia menginginkanmu menjadi menantunya, sebenarnya ini bukan syarat peminjaman uang itu. Tapi appa merasa tak enak dengan tuan Cho sehingga ia pun setuju dengan usul tuan Cho untuk menjodohkan kau dengan Kyuhyun. Lagipula, kalau dilihat-lihat, dia oke juga kan? Dia anaknya baik, tidak playboy sepertiku, pintar, tampan juga.. meskipun oppamu ini lebih tampan. Appa berpikir mungkin kau mau dengan pria seperti Kyu. Begitulah.”
Minchan kaget juga dengan kenyataan yang baru ia dengar. Tak ia sangka appa mau melakukan itu padanya.
“Minchan, oppa bukannya mendukung appa. Tapi oppa rasa tak ada salahnya menerima Kyu. Sekarang keadaannya memang sudah terlanjur, oppa dengar tuan Cho itu meskipun baik, kalau sudah marah ia menyeramkan juga, bisa-bisa peminjaman uang itu dibatalkan. Kau tidak mau kan melihat appamu stress karena bangkrut. Ayolah, Kyu bukan pilihan yang buruk.”
Minchan memikirkan kata-kata oppanya, Kyu memang bukan pilihan yang buruk, tapi ia mencintai Seunghyun. Perlu ditekankan, ia hanya mencintai Seunghyun. Tapi Minchan juga harus memikirkan keadaan keluarganya. Sekarang nasib semua anggota keluarganya ada pada dirinya.

Minchan tak mengatakan apapun saat semua orang –appa, umma, dan oppanya– sibuk mempersiapkan semua hal untuk pertunangannya. Ia tak membantah, tapi juga tak membantu. Ia sudah terlalu malas, biarlah semua terjadi begitu saja.
Tepat seminggu lagi pertunangannya akan dilaksanakan. Selama beberapa hari ini Minchan tak menemui Seunghyun, tak menghubungi bahkan tak membiarkan Seunghyun menghubunginya.

Kling kling…
Untuk kesekian kalinya Seunghyun menoleh ke arah pintu masuk café. Namun sosok yang ditunggunya, yang dinantinya, yang dirindukannya tak kunjung datang. Sudah beberapa hari Minchan tak ada kabar, dihubungi pun tak bisa. Ia khawatir sekali, tak pernah Minchan seperti ini.

Minchan mematut dirinya di depan cermin. Tampak seorang gadis dengan gaun sederhana berwarna putih. Sedikit polesan make up di wajahnya menambah kecantikannya, namun sayang, tak ada senyuman di wajahnya. Hari ini hari pertunangan Minchan dan Kyuhyun. Pesta bertema garden party ini dilaksanakan di halaman rumah Minchan. Ia tak menyangka jalan hidupnya berakhir seperti ini, bertunangan dengan orang yang bahkan tidak ia cintai. Minchan pun tak pernah memberi kabar pada Seunghyun.

Pesta baru berlangsung sekitar 15 menit, acara pertunangan belum dilaksanakan, tiba-tiba Cho Jeyoo, adik Kyuhyun menghampirinya yang sedang membawa kue kecil di meja.
“Unni…” sapa Jeyoo.
“Eh, Jeyoo, waeyo?” Minchan tentu sudah mengenal keluarga Kyuhyun selama ini, dan ia pun cukup dekat dengan Jeyoo.
“Unni yakin akan bertunangan dengan oppa?” tanya Jeyoo. Sepertinya Jeyoo mengetahui kebimbangannya. Kalau ia sepenuhnya menerima semua ini, harusnya Minchan terlihat begitu bahagia sejak kemarin, tapi raut kebahagian tak jua nampak di wajahnya. Jeyoo tahu Minchan tidak mencintai oppanya.
Minchan mengangguk menanggapi pertanyaan Jeyoo.
Blaarr! Blaarr!!
Langit memang sudah mendung sejak tadi, kini kilat pun bergemuruh, cahayanya bagai membelah langit yang mulai gelap itu.
Tes… tes… tes…
Perlahan setetes demi setetes air hujan mulai turun membasahi bumi. Langsung terjadi keributan di pesta itu, semua tamu langsung diungsikan ke dalam rumah, karena kebetulan pihak penyelenggara pesta tidak menyediakan tenda di luar rumah, hanya tenda untuk makanan saja.
Hujan diluar semakin deras, tuan Jung maupun tuan Cho kebingungan dengan kejadian tiba-tiba ini. Namun semua langsung diatur. Pertunangan Kyuhyun dan Minchan akan dilaksanakan di dalam rumah saja.
“Minchan-ssi…” Minchan menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Ternyata teman dekatnya di kampus.
Perempuan itu mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga Minchan, “Seunghyun di sini, sekarang dia di luar.”
“Eh, mwo??” Minchan terkejut, bagaimana bisa Seunghyun tiba-tiba berada di luar rumahnya? Kenapa harus kebetulan begini? “Tapi kan… hujan…”
“Dia hanya menatap rumahmu dengan pandangan kosong. Dia basah kuyup kehujanan di luar sana.”
Tanpa berkata apapun, Minchan langsung pergi dari situ, panggilan temannya tak dipedulikan lagi olehnya. Minchan menembus hujan dan mengejar Seunghyun.
Begitu keluar dari gerbang rumahnya, benar saja, ia melihat Seunghyun tengah berjalan gontai di tengah derasnya hujan, pergi menjauh dari rumah Minchan. Minchan menatap punggung yang menjauh itu. Entah merelakannya pergi atau ingin meratapi kepedihannya karena tak mampu membuat Seunghyun kembali padanya. Tidak, ia tidak mungkin sanggup kehilangan orang itu. Seunghyun terlalu berarti baginya,
“Oppa!” teriak Minchan masih tak bergerak dari tempatnya, sekitar beberapa meter dari Seunghyun.
Seunghyun berhenti berjalan, baginya panggilan itu bagai mimpi, ia ingin menoleh tapi terlalu takut dengan kenyataan bahwa ia telah kehilangan gadisnya. Tapi akhirnya ia menyerah, ia berbalik.
Minchan berlari ke arah Seunghyun dan langsung menghambur ke pelukannya. Mereka berdua basah kuyup, berpelukan di tengah derasnya hujan. Dua minggu bagai seabad bagi Seunghyun, ia benar-benar merindukan Minchan, tapi di hari itu ia malah dengar kabar Minchan akan bertunangan dengan orang lain, Seunghyun yang tak percaya berita itu bermaksud memastikannya dengan mendatangi rumah Minchan, tapi yang ia lihat benar-benar kenyataan. Hatinya benar-benar hancur, ia tak peduli lagi seluruh tubuhnya basah karena hujan, ia sudah mati rasa. Minchan-nya, kini dimiliki orang lain.
Waktu bagai terhenti, dunia bagaikan hanya miliknya dan Minchan saat ini. Minchan mendekapnya erat seperti tak ingin kehilangan dirinya. Seunghyun pun membalas pelukan Minchan.
“Niga… niga animyeon andwae, oppa.” ucap Minchan di pelukan Seunghyun, Minchan mendongak menatap Seunghyun. “Mianhanda, oppa… Neo, hanaman… saranghanikka…” lirihnya. *a/n: all Korean words taken from ‘It Has To Be You’ by Yesung (OST. Cinderella’s Sister). Artinya: Kau… aku nggak bisa kalau bukan kau, oppa. Maaf, oppa… Kau, satu2nya… yang kucintai*
“Minchan-ssi.” Seketika atmosfer cinta di antara mereka mulai memudar. Minchan yang masih melingkarkan tangannya pada pinggang Seunghyun tersentak dengan panggilan itu. Ia berbalik dan menemukan Kyuhyun sambil membawa payung di tangannya. Wajahnya terlihat sangat sedih dan kecewa.

Minchan sudah berganti baju, begitu juga Seunghyun. Kini mereka duduk di ruang kerja appa Minchan, semua berkumpul di sana. Tuan Cho dan istrinya, umma dan appa Minchan, Minchan, Seunghyun, Kyuhyun, Jeyoo, juga Yunho.
“Appa… batalkan saja pertunanganku.” Kyuhyun yang pertama memecah keheningan di ruangan itu.
“Kyu, kau kan mencintai Minchan… appa tidak ingin kau–“
“Gwaenchana appa.” Kyuhyun tersenyum pada appanya. Minchan menatap Kyuhyun, bingung apa yang harus dilakukannya.
“Unni, oppa tahu unni sudah lama, dari dulu oppa mencintai unni–“ Jeyoo ikut berbicara.
“Je…”
“oppa saja yang tak pernah berani mendekati unni.” Jeyoo menatap tajam oppanya.
Minchan semakin bingung dengan keadaan seperti ini, ia menatap Seunghyun, tapi Seunghyun juga malah menatapnya dengan bingung juga.
“Aku akan lebih senang jika Minchan bahagia. Aku tak mau Minchan di sampingku tapi tidak bahagia, aku tahu Minchan sangat mencintai namja itu. Jebal, appa…” Kyuhyun memohon pada appanya.
“Hhh… baiklah jika itu yang kau mau. Jangan menyesal atas keputusanmu, Kyu.” Sahut tuan Cho. Kyuhyun pun mengangguk.
“Tuan Cho, maafkan saya. Saya benar-benar tidak tahu kalau Minchan sudah punya pacar. Saya benar-benar menyesal, tuan Cho.” Tuan Jung, appa Minchan jadi merasa tidak enak dengan semuanya. Salahnya juga karena tak pernah memperhatikan anaknya.
“Sudahlah Tuan Jung, ini bukan salah anda.” Ujar tuan Cho. “Ah, masalah peminjaman itu, tenang saja. Perjanjian kita tetap jadi.”
Appa Minchan memang merasa lega, tapi tetap merasa bersalah pada tuan Cho.
“Ehm…” Yunho tiba-tiba berdehem. Memecah keheningan yang tiba-tiba menyelimuti mereka. “Tuan Cho, masihkah mau menerima tuan Jung sebagai besan anda?” tanya Yunho tiba-tiba. Semua memandang ke arah Yunho.
“Mak… maksud anda?” tuan Cho heran.
“Pesta ini sudah terlanjur dilaksanakan. Para tamu masih menunggu di luar sana. MC pun mungkin sudah bingung menghadapi para tamu. Alangkah baiknya pesta ini tetap dilaksankan, pertunangannya maksudku.” Yunho tersenyum.
Minchan menatap oppanya heran. Bagaimana bisa? Ia harus pura-pura bertunangan dengan Kyuhyun?
“Tapi…”
“Bukan Minchan dan Kyuhyun. Biar aku saja dengan Jeyoo.” Yunho tersenyum sambil memandang Jeyoo. Jeyoo hanya menunduk menyembunyikan mukanya yang memerah.
“Ehh??” Semua yang di ruangan itu kaget.
“Oppa! Kau gila! Dasar playboy! Bagaimana pacar-pacarmu yang lain, hah? Aniyo, aku tak setuju, Jeyoo anak baik-baik, jangan kau permainkan!” Minchan protes.
“Hey… hey… kau saja yang tak tahu. Siapa bilang aku baru bertemu dengan Jeyoo? Aku sudah lama kenal dengannya, tapi aku tak pernah tahu ternyata dia adik Kyuhyun. Dan aku… sudah lama menyukainya.” Yunho tersenyum lagi pada Jeyoo. Jeyoo pun tampak malu-malu.
“J, dia ini playboy, kau jangan percaya kata-katanya…” Minchan masih bersikeras meyakinkan Jeyoo.
“Aku tahu, unni. Yunho oppa sunbae-ku saat SMA, dan aku… menyukainya sejak dulu.”
“Dongsaeng-ah… tenang saja, dari dulu targetku adalah Cho Jeyoo, aku juga menyukainya sejak dulu. Dan aku akan mengakhiri kehidupan playboy-ku.” Yunho mendekati Jeyoo dan memeluk pinggang gadis itu.
“Tuan Cho, nyonya Cho, izinkan saya bertunangan dengan Jeyoo hari ini juga.” Umma dan appa Jeyoo saling bertatapan, mereka tak mampu menolak lagi dan hanya tersenyum pada pasangan itu.
“Umma, appa, Yunho ingin bertunangan dengan Jeyoo,” kali ini Yunho meminta restu orang tuanya.
“Kalau itu maumu dan membuatmu bahagia, dan kalau Jeyoo mau menerimamu, appa setuju saja.”

Pesta pertunangan itu jadi berganti pasangan dari mulanya Minchan dan Kyuhyun kini jadi Jeyoo dan Yunho. Minchan dan Seunghyun menyaksikan pertunangan itu sambil berpegangan tangan. Kali ini perasaan Minchan sudah lega, orang tuanya sudah menyetujui hubungannya dengan Seunghyun. Minchan benar-benar bahagia.
“Jagiya…” panggil Seunghyun.
Minchan mendongakkan kepalanya pada namja di sebelahnya. “Hm?”
“Saranghae…” Minchan tak menginginkan ucapan cinta dari siapapun lagi selain dari Seunghyun, dengan suara beratnya, dengan tatapan penuh cintanya. Seunghyun benar-benar tak tergantikan.
“Na do, saranghaeyo, oppa.” Minchan tersenyum.
Seunghyun menurunkan wajahnya, tinggal beberapa senti lagi bibirnya menyentuh bibir Minchan…
“STOP!”
Seunghyun buru-buru berdiri tegap lagi, Minchan menoleh ke arah si pengganggu. “Oppa!!!” teriak Minchan geram.
“Andwae! Sebelum kau, aku dulu!” lalu secepat kilat Yunho menarik tangan Jeyoo menghadap dirinya, menyentuh wajah Jeyoo, dan langsung menciumnya, tepat di bibir Jeyoo.
“Aiisshh… jinjja!” Minchan kesal lalu menarik Seunghyun keluar dari rumahnya. Setelah itu, apa yang terjadi? Na do… mollasseo~~ XD *author dibakar readers*.

===THE END===

Leave a comment