[repost FF] Together Forever

Title    : Together Forever
Author    : Tee
Length    : 2S

Main casts    :
–    Marsha  (@chamarsha89) as  Jung Min Chan
–    T.O.P  (Bigbang) as  Choi Seung Hyun
–    Kyuhyun (Super Junior) as Cho Kyu Hyun
Other casts    :
–    U-Know (DBSK) as Jung Yun Ho

Inspirational things:
* MV Tell Me Goodbye

Disclaimer    : I do not own T.O.P, Kyu and Yun Ho. Je Yoo is me, Min Chan is Marsha. Don’t sue us, this is just fiction. The story made by me, originally.

Kling kling…
Bunyi lonceng di pintu membuat Seung Hyun menoleh ke arah pintu café, dimana seorang gadis baru saja masuk. Lalu orang itu langsung memeluknya dari belakang.
“Oppa~!!”
“Ya! Min Chan-ah, jangan begini. Kau ini membuatku malu saja.” Ujar Seung Hyun sambil berusaha melepas tangan Min Chan yang melingkar di pinggangnya.
Akhirnya Min Chan pun menyerah, ia melepasnya, Seung Hyun pun berbalik menatapnya. “Anak nakal,” Seung Hyun mencubit hidung Min Chan lalu meninggalkannya ke dapur belakang.
“Aahh.. oppa!!” Min Chan pun mengikuti Seung Hyun.
Min Chan dan Seung Hyun adalah sepasang kekasih, mereka menjalin cinta selama 6 bulan ini. Pertemuan pertama mereka adalah di tempat ini, di café tempat Seung Hyun bekerja sebagai barista. Min Chan sedang sedih saat itu, lalu ia datang ke café baru yang berada tidak jauh dari kampusnya. Saat sedang memperhatikan rintik-rintik hujan di kaca yang di sampingnya sambil memikirkan masalahnya, Seung Hyun tiba-tiba memberinya secangkir minuman. Min Chan mengadahkan kepalanya, sepasang mata tajam tengah menatapnya dengan lembut, Min Chan pun melihat name tag yang di pakai Seung Hyun di dada kanan bajunya. Choi Seung Hyun, barista.
“Jwiseonghamnida, saya tidak suka kopi,” ujar Min Chan.
“Kenapa? Pahit?” tanya Seung Hyun menebak alasan Min Chan, biasanya orang-orang tidak menyukai kopi karena rasa pahitnya.
Min Chan mengangguk saja. Meskipun sudah kuliah, Min Chan kadang seperti anak-anak yang lebih suka manisnya lolipop dibanding pahitnya kopi.
“Coba saja dulu. Special offer, untuk perempuan termanis yang kutemui hari ini,” Seung Hyun tersenyum lalu membungkuk hormat sedikit dan pergi meninggalkan Min Chan yang keheranan.

Sejak kejadian itu, Min Chan jadi sering mengunjungi café itu. Kopi yang dibuatkan Seung Hyun –mungkin tepatnya cappuccino – itu sangat manis, meskipun ada sedikit pahit, tapi Min Chan yang selama ini tak pernah menyukai kopi kini sangat menyukai minuman buatan Seung Hyun. Karena Min Chan sering mengunjungi café, tentunya hal ini melancarkan aksi pendekatan Seung Hyun. Ya, Seung Hyun sudah menyukai Min Chan sejak gadis itu datang ke café dan memandang rintik-rintik hujan di luar dengan sedih. Seung Hyun yakin Min Chan sedang ada masalah saat itu, maka dari itu Seung Hyun memberikannya minuman yang manis secara cuma-cuma.

“Oppa, hari Minggu nanti kita ke Lotte World yuk, aku mau main. Hahh… ujian membuatku gila.” Ujar Min Chan yang duduk di kursi yang ada di dapur.
“Aku tak bisa, aku kerja hari itu. Menggantikan Young Bae. Lain hari saja,” sahut Seung Hyun tanpa menoleh pada yeojachingunya.
“Oppa…” Min Chan memelas.
“Arasseo, sorenya saja. Eotteohke?” kali ini Seung Hyun menatapnya.
“Ne… gomawo!” Min Chan tersenyum senang.

Sabtu.
“Min Chan!”
Min Chan membuka pintu kamarnya. “Ne, umma. Wae?”
“Ayo siap-siap.” Ujar ummanya.
“Siap-siap kemana?” tanya Min Chan heran.
“Ke rumah rekan kerja ayahmu, ada undangan makan malam. Berdandan yang cantik ya.” Ummanya membelai rambut Min Chan.
“Kenapa aku harus ikut?” tanya Min Chan. Padahal kalau saja ia tidak pelu ikut maka malam minggu ini telepon rumah sepenuhnya miliknya dan ia bisa menelepon Seung Hyun berjam-jam.
“Kau harus ikut pokoknya.”
“Ah umma… arasseo, aku ikut.”

Min Chan diperkenalkan pada Cho Kyu Hyun, anak sulung dari keluarga Cho, rekan kerja ayahnya itu. Kyu Hyun seorang lelaki bertubuh tinggi, tampan, dan memiliki senyuman yang mampu memikat banyak hati perempuan. Min Chan akui Kyu Hyun memang tampan, tapi Min Chan tidak merasakan perasaan seperti yang ia rasakan pada Seung Hyun. Min Chan merasa lebih nyaman ditatap kedua mata tajam Seung Hyun dibanding sepasang mata lembut Kyu Hyun.
Tak Min Chan sangka, setelah makan malam, orang tua Min Chan dan orang tua Kyu Hyun tiba-tiba merencanakan secara sepihak perjodohan kedua anak mereka. Min Chan benar-benar terkejut, mau menolak mentah-mentah saat itu, tidak enak juga, masa di rumah orang ia harus marah-marah? Herannya, Kyu Hyun tampak menerima semua ini. Ia mengangguk sambil tersenyum senang menanggapi pertanyaan kedua orang tua Min Chan apakah Kyu Hyun mau menikah dengan Min Chan atau tidak.
***

“Appa! Tolonglah, ini bukan zaman Siti Nurbaya!” teriak Min Chan hari Minggu pagi di ruang kerja appa nya. *a/n: sejak kapan di Korea ada Siti Nurbaya?*
Appanya yang sedang membaca koran hari Minggu itu melipat korannya, “Min Chan-ah… bagaimana lagi? Appa dan Tuan Cho sudah merencanakannya sejak—“
“tapi mengapa appa tak pernah mengatakannya padaku? Mengapa appa tak pernah menanyakan padaku apakah aku setuju atau tidak?” nada suara Min Chan masih terdengar marah.
“Ya sudah, Min Chan-ah… Kyu Hyun itu anaknya baik, pintar, dia juga tampan. Kenapa kau tidak mau dengannya?” tanya appanya, “lagipula kau kan tidak punya pacar. Appa tidak salah memilih, bukan?”
Min Chan menghembuskan nafasnya. Kedua orang tuanya tidak tahu ia pacaran dengan Seung Hyun. Bisa dikarantina seumur hidup jika orang tuanya mengetahui ia pacaran dengan barista yang hidupnya pun pas-pasan. Tapi Min Chan tak pernah mempedulikan keadaan Seung Hyun seperti apa, karena Min Chan mencintai Seung Hyun.
“Ya, Kyu Hyun memang… dia tampan. Tapi aku… aku tidak… aku tidak mencintainya, appa.” Min Chan berusaha mencari alasan untuk menghidar dari perjodohan.
“Cinta itu bisa tumbuh, Min Chan. Sudahlah, appa tak ingin mendengar ocehanmu itu. Sekarang lebih baik kau bersiap-siap, karena sebentar lagi Kyu Hyun akan menjemputmu dan mengajakmu jalan-jalan. Kau butuh refreshing setelah ujian, bukan?” appanya mulai membuka lipatan korannya lagi dan siap membaca berita-beritanya. Sementara Min Chan memandang appanya tak percaya.
“Appa! Kenapa bisa-bisanya appa memutuskan sendiri lagi? Lagipula, kenapa tidak Yunho oppa saja yang dijodohkan? Kenapa harus aku?” Min Chan masih ingin membuat appanya membatalkan perjodohannya dengan Cho Kyu Hyun. Ia juga heran, padahal kakak laki-lakinya saja, Jung Yun Ho, tidak dijodohkan, tapi mengapa nasibnya berbeda?
“Sudahlah, nanti saja kita bicarakan lagi. Kau bilang kau tidak mencintai Kyu Hyun kan? Maka dari itu kau cobalah mengenalnya dulu. Belum juga kau mengenalnya kau sudah menolak. Ayo, keluarlah dan bersiap-siap.”
Dengan langkah lunglai Min Chan keluar dari ruang kerja appanya. Pikirannya berkecamuk memikirkan semua yang terjadi tiba-tiba ini. Tiba-tiba Min Chan teringat janjinya dengan Seung Hyun sore ini. Ingin rasanya ia segera menghambur ke pelukan sang kekasih dan mencurahkan semua kekesalan hatinya, tapi ia pun sebenarnya bingung dengan apa yang harus ia lakukan.

Siang itu Min Chan memutuskan pergi dengan Kyu Hyun. Karena mau tak mau ia memang harus pergi, Kyu Hyun langsung menjemputnya di rumah. Akhirnya dengan berat hati Min Chan menghubungi Seung Hyun dan membatalkan acara kencan mereka.

“Gwaenchanayo?” tanya Kyu Hyun lembut. Selama di mobil, Min Chan hanya diam dan menatap kosong keluar jendela.
Perlahan Min Chan menoleh ke arah namja yang sedang menyetir dan sesekal melihat ke arahnya dengan tatapan khawatir. “Ne, gwaenchana.” Jawab Min Chan. Sebisa mungkin ia memaksakan bibirnya tersenyum agar Kyu Hyun tidak khawatir dan tidak perlu menghujaninya pertanyaan-pertanyaan karena kekhawatirannya.

“Kyu Hyun-ssi…” panggil Min Chan pelan.
“Ye?” Kyu Hyun menatap yeoja di depannya. Kini mereka sedang makan siang di sebuah restoran mahal.
“Kenapa kau menyetujui perjodohan kita? Kau kan tampan, pintar, mungkin banyak perempuan yang lebih cantik dariku yang bisa menggugah perasaanmu dan—“
“Aniyo,” jawab Kyu Hyun singkat sebelum Min Chan menyelesaikan kata-katanya. Lalu ia lanjutkan, “niga saranghaeyo ttaemune.” ujarnya mantap. *a/n: SUMPAH ngasal abis, jangan dipercaya! Prediksi, artinya = because I love you*
Min Chan yang tadinya hampir saja bicara, mengatupkan kembali bibirnya. Setengah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Kyu Hyun mencintainya? Tidak mungkin! Bertemu saja baru kemarin.
“Hahaha… mungkin kau heran,” tawa Kyu Hyun cukup membuat Min Chan mengartikan bahwa Kyu Hyun hanya mempermainkannya saja. “Tapi aku sudah mengenalmu sejak lama.”
Min Chan menatap Kyu Hyun heran. Kyu Hyun tersenyum padanya.
“Aku—“ belum sempat Kyu Hyun menjelaskan pada Min Chan, tiba-tiba ponsel Min Chan berdering.
Girl, you’re my lollipop oh girl
Oh my lolli lolli, girl…
“Jamkkanman,” ujar Min Chan, lalu ia bangkit dari duduknya dan berjalan menjauh dari Kyu Hyun. Min Chan tahu jelas siapa yang meneleponnya.
Min Chan tiba-tiba sedikit merasa bersalah. Baru saja seorang lelaki –tampan pula– menyatakan cinta padanya. Dan tak dipungkiri, Min Chan sedikit senang, tapi tiba-tiba Seung Hyun meneleponnya. Seolah Seung Hyun mengetahui apa yang terjadi barusan.
“Yeoboseyo? Oppa??”
“Ne, jagi… kau sedang sibuk?” tanya Seung Hyun di seberang sana.
“Ah? Aniyo. Waeyo?” Min Chan tidak berbohong, bukan? Ia memang tidak sibuk, meskipun ia sedang bersama lelaki lain, dan lelaki ini adalah calon suaminya.
“Ani. Hanya saja aku rindu padamu. Bogoshipeoyo. Aku sedih kau membatalkan kencan kita, padahal aku sangat ingin berduaan denganmu.”
Tiba-tiba Min Chan merasa tidak enak. Tapi ia juga memang sangat ingin bertemu dengan Seung Hyun saat ini. Entahlah untuk apa, yang pasti ia membutuhkan Seung Hyun saat ini. “Oppa… aku ke tempatmu ya sekarang…” ucap Min Chan pelan.
“Boleh. Kau bilang kau tidak bisa hari ini?”
“Aniyo. Tadi appa memang menyuruhku pergi ke suatu tempat, sekarang aku bisa kok.”
“Baiklah, aku menunggumu, jagiya…”

“Min Chan-ssi… kau boleh tanyakan padaku apapun yang mau kau tahu dari diriku,” ujar Kyu Hyun tak lama setelah Min Chan mengangkat telepon dari Seung Hyun.
Min Chan hanya menatap Kyu Hyun heran. Terlalu banyak hal yang ia pikirkan, ia jadi bingung sendiri jadinya.
“Kita kan harus saling mengenal. Aku akan menjawab sejujur-jujurnya apapun pertanyaanmu. Aku mau kau mengenalku dengan baik, dan aku juga ingin mengenalmu, Min Chan-ssi.” Kyu Hyun tersenyum.
“Kenapa harus buru-buru, Kyu Hyun-ssi? Aku saja belum lulus kuliah…” ujar Min Chan.
“Bukan begitu. Paling tidak sebelum tunangan aku tahu sedikit banyak tentang dirimu, mungkin tentang—“
“Mwoya?” Min Chan tersentak. “Maksudku, apa yang kau katakan tadi? Tunangan?”
“Ne, memangnya appamu tidak cerita ya? AKu tahu ini memang terlalu cepat. Tapi orangtua kita benar-benar tak sabar. Kita akan ditunangkan 2 minggu lagi. Ya, tapi kau tenang saja, ini hanya tunangan dan aku—“
Min Chan sudah tak mampu mencerna kata-kata Kyu Hyun. Semua benar-benar terjadi begitu saja dan dalam waktu yang sangat cepat. Baru saja tadi malam ia mendengar bahwa ia akan dijodohkan, sekarang ia akan ditunangkan dengan lelaki yang bahkan mengenalnya saja belum sampai 24 jam.
“Kyu Hyun-ssi. Jwiseonghamnida, tapi… aku harus pergi, aku… aku ada perlu ke suatu tempat.” Min Chan bangkit dan membawa tasnya.
“Biar kuantar saja.” Tawar Kyu Hyun.
“Tidak, tidak usah. Aku sendiri saja. Sudah ya, aku buru-buru.” Min Chan segera melangkah pergi dari restoran itu meninggalkan Kyu Hyun yang terbengong-bengong sendiri.

Begitu melihat sosok Seung Hyun di dapur yang kebetulan sedang mengobrol dengan Young Bae, Min Chan langsung memeluk namja itu. Tak peduli Seung Hyun terdorong dan hampir jatuh karenanya, yang Min Chan butuhkan hanyalah seorang Choi Seung Hyun saat ini.
“Aw.. kau ini, kebiasaan.” Ujar Seung Hyun yang berusaha melepaskan diri dari Min Chan, tidak enak bermesra-mesraan di depan orang lain. Tepatnya, Seung Hyun tidak menyukai hal seperti itu.
Min Chan menatap Seung Hyun dengan tatapan memelas, mungkin lebih seperti anjing yang dibuang dan meminta untuk dipungut.
“Kau kenapa?” tanya Seung Hyun lembut.
“Sebaiknya kau pergilah dengan Min Chan. Biar aku yang menggantikanmu disini.” Ujar Young Bae.
“Ne, gomawoyo.”

Seung Hyun keluar dari kamarnya. Bajunya sudah berganti menjadi lebih rapi, rambutnya diberi gel dan ditata rapi, juga wangi parfum menguar dari tubuh tinggi tegapnya itu. Ia tersenyum pada Min Chan yang menunggunya di luar kamarnya. Setelah dari café, Seung Hyun pulang dulu ke rumah kontrakan kecilnya yang tak jauh dari café untuk sekedar berganti pakaian. Tentu saja untuk pergi kencan dengan yeojachingu yang dicintainya, ia harus lebih rapi.
Min Chan sedang duduk melamun sambil menopang dagu di meja ruang tengah Seung Hyun. Seung Hyun duduk di samping Min Chan.
“Waeyo, sweetheart?” tanya Seung Hyun sambil mengusap lembut rambut Min Chan.
“Eh… oppa…” Min Chan kaget tiba-tiba Seung Hyun sudah di sampingnya. “Kau… tampan sekali…” Min Chan tersenyum. “Aku hanya pakai baju biasa,” Min Chan memperhatikan baju yang dipakainya sendiri.
“Gwaenchana. Seperti apapun kau tetap cantik. Kkaja!”

Semua kegalauan hati Min Chan hilang begitu saja saat ia dengan Seung Hyun. Min Chan benar-benar lupa mengenai perjodohan dan pertunangan tiba-tibanya itu. Tadi sempat terlintas mengatakan semua permasalahannya pada Seung Hyun ketika mereka masih di rumah Seung Hyun. Namun Min Chan mengurungkan niatnya, ia tidak ingin membuat Seung Hyun bersedih. Ia akan coba usahakan sendiri dulu, mungkin saja ia bisa membatalkan pertunangan konyol itu.
Min Chan sangat mengenal Seung Hyun, jika saja ia menceritakannya pada Seung Hyun, mungkin yang ada Seung Hyun malah menyuruhnya untuk benar-benar tunangan dengan Cho Kyu Hyun itu. Seung Hyun memang mencintai Min Chan, tapi masih belum berani menyatakan cintanya terang-terangan pada keluarga Min Chan, ia merasa belum pantas untuk Min Chan.

Min Chan duduk di sofa di samping kakak laki-lakinya, Jung Yun Ho, yang sedang membaca komik di tangan kirinya dan mebawa buah apel di tangan kanannya.
“Oppa. Kenapa harus aku yang jadi tumbal? Kenapa tidak kau saja yang dijodohkan?” gerutu Min Chan.
Yun Ho menoleh ke adiknya, “karena appa tahu aku ini senang berganti-ganti pacar, sedangkan kau? Tidak ada satu lelakipun yang pernah kau kenalkan pada keluarga ini. Tentu saja appa khawatir kau tidak bisa mendapatkannya, maka dari itu– aaww!” Min Chan tiba-tiba mencubit lengan Yun Ho.
“Justru karena itu, sikap playboy-mu itu harus diperbaiki, jadi harusnya kau!”
“Minnie, dengarkan aku.” Yun Ho membenarkan posisi duduknya, tampangnya jadi lebih serius kali ini. Ia tampak ragu memulai pembicaraan, namun akhirnya ia bicara juga, “appa… appa meminjam uang dalam jumlah besar pada tuan Cho itu, usaha appa hampir bangkrut. Jadi—“
“Jadi appa menjualku?” tanya Min Chan kaget.
**end of part 1.

One thought on “[repost FF] Together Forever

  1. Pingback: [FanFic] Together Forever (2 of 2) « Strawberry Stories

Leave a comment